Wednesday 26 July 2017

Teman Sebaya Dalam Belajar Forex


Agar tidak terjadi keracuan atau ketidakpahaman apa itu kelompok sebaya dan kaitannya dengan sosialisasi ada baiknya kita membahas mengenai pengertian atau mengetahui apa itu sosialisasi. Proses membimbing individu ke dalam dunia sosial disebut dengan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota yang baik dalam masyarakat dan dalam berbagai kelompok khusus. Sosialisasi dapat dianggap sama dengan pendidikan. Sosialisasi adalah soal belajar. Dalam proses sosialisasi individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya, juga keterampan-keterampan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian, cara makan, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dipelajari individuo harus dipelajari dari anggota masyarakat lain, secara sadar apa yang diajarkan oleh orang tua, saudara-saudara, anggota keluarga lainnya dan di sekolah kebanyakan oleh gurunya. Dengan tak sadar ia belajar dengan mendapatkan informalmente secara incidental dalam berbagai situasi sambil mengamati kelakuan orang lain. Membaca buku, menonton televisi, mendengar percakapan orang dan sebagainya atau menyerap kebiasaan-kebiasaan dalam lingkungannya. Seluruh proses sosialisasi berlangsung dalam interaksi individu dengan lingkungan. Sosialisasi terjadi melalui 8220conditioning8221 olek lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari pola kebudayaan yang fundamental seperti bahasa, cara berjalan, duduk, makan, apa yang dimakan, berlakuan sopan, mengembangkan sikap yang dianut dalam masyarakat seperti sikap terhadap agama, orang yang lebih tua, pekerjaan, reaksi , Dan segala sesuatu yang perl bagi warga masyarakat yang baik. Belajar norma-norma kebudayaan pada mulanya banyak terjadi dirumah dan sekitar, kemudian di sekolah, bioskop, televisi dan lingkungan lain. Di samping itu ada lagi bentuk pelajaran sosial yang bersifat pribadi misalnya seorang suka atau tidak suka orang minta-minta, ular, principal kartu, dan sebagainya. Pengalaman serupa itu tidak merupakan bagian dari kebudayaan akan tetapi bercorak pribadi. Sosialisasi tercapai melalui komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya. Pola kelakuan yag diharapkan dari anak terus-menerus disampaikan dalam segala situasi di mana ia terlibat. Kelakuan yang tak sesuai dikesampingkan karena menimbulkan konflik dengan lingkungan sedangkan kelakuan yang sesuai dengan norma yang diharapkan dimantapkan. Dalam interaksi anak dengan lingkugan ia lambat laun mendapat kesadaran akan dirinya sebagai pribadi. Ia belajar untuk memandang dirinya sebagai obyek seperti orang lain memandang dirinya. Ia dapat membayangkan kelakuan apa yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia dapat mengatur kelakuannya seperti yang diharapkan orang lain daripadanya. Ia misalnya dapat merasakan perbuatannya yang salah dan keharusan untuk minta maaf. Dengan menyadari dirinya sebagai pribadi ia dapat mencari tempatnya dalam struktur sosial, dapat mengharapkan konsekuensi positif bila berlakuan menurut norma-norma atau akibat negatif atas kelakuan yang melanggar aturan. Demikianlah akhirnya ia lebih mengenal dirinya dalam lingkungan sosialnya, dapat menyesuaikan kelakuannya dengan harapan masyarakat dan menjadi anggota masyarakat malalui proses sosialisasi yang dilaluinya. Jadi, dalam interaksi sosial itu memperoleh 8220self concept8221 atau suatu konsep tentang dirinya. Pengertian Kelompok Sebaya Kelompok sebaya adalah lingkungan kedua setelah keluarga, yang berpengaruh bagi kehidupan individu. Terpengaruh tidaknya individu dengan teman sebaya tergantung pada persepsi individu terhadap kelompoknya, sebab persepsi individu terhadap kelompok sebayanya akan menentukan keputusan yang diambil nantinya. Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman sebayanya dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman susianya, dan tempat dalam rangka menentukan jati dirinya, namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai Negatif maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa individu. Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan individu dengan orang tua, sekolah, norma-norma konvensional. Selain itu, banyak waktu yang dilangkan individu di luar rumah bersama teman-teman sebayanya dari pada dengan orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi individu. Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai modelo pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar. Menurut Gerungan (1986) kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati. Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Sementara itu sugesti bahwa kebutuhan-kebutuhan dan penggunaan NAPZA adalah remaja yang semula baik menjadi nakal. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya yang mengarahkan remaja nakal atau tidak juga ditentukan bagaiman persepsi remaja terhadap kelompok teman sebaya tersebut. Teman sebaya adalah tempat memperoleh informasi yang tidak didapat di dalam keluarga, tempat menambah kemampuan dan tempat kedua setelah keluarga yang mengarahkan dirinya menuju perilaku yang baik serta memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, tentu saja akan membawa dampak positif bagi remaja yang bersangkutan. Remaja memiliki kecenderungan bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang dewasa, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar berbagi rasa, bersikap sportif, belajar, menerima dan melaksanakan tanggung jawab. Belajar berperilaku sosial yang baik dan belajar bekerjasama. Ilustrasi (gambar) bersumber dari Google Jenis-jenis Kelompok Sebaya Setiap kelompok sebaya mempunyai atauran baik yang bersifat implícito maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi: Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa. Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya. Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang, klub, dan klik (clique). Kelompok permainan (grupo de jogo) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas, sedang gang. Bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa. Sementara itu klik (clique). Para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sosial. Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanya berdampak negatif akan tetapi juga berdampak positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita. Fungsi Kelompok Sebaya Di dalam kelompok sebaya anak belajar bergaul dengan sesamanya. Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk dengan secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah kelompok sebayanya dapat berupa teman sekelasnya, klik dalam kelasnya, dan kelompok permainannya. Dalam kelompok sebaya itu anak belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Partisipasi di dalam kelompok sebayanya memberikan kesempatan yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial (aprendizagem sosial). Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting dalam kehidupan seseorang setelah dewasa. Selain itu, di dalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakat. Bahwa melalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama, dan tanggung jawab. Sehingga kelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkan mobilitas sosial. Melalui pergaulan di dalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anak yang berasal dari kelas sosial bawah menangkap nilai-nilai, ide-ide, cita-cita, dan pola tingkah laku anak dari golongan menengah ke atas demikian juga sebaliknya. Kelompok sebaya juga masing-masing individu mempelajari peranan sosial yang baru. Anak yang biasa dididik dengan pola dengan otoriter dapat mengenal kehidupan demokratis dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dan sebagainya. Sehingga di dalam kelompok sebaya anak mempunyai kesempatan melakukan bermacam-macam kelompok sosial. ) Rangkuman pribadi dari berbagai sumber. Kesempurnaan hanyalah milik Allah swt. Konsep dan Tugas Perkembangan Peserta Didik A. Pengertian Tugas Perkembangan Havighurst memberikan penguin tugas-tugas perkembangan bahwa: 8220A tarefa de desenvolvimento é uma tarefa que surge em ou sobre um certo período na vida do indivíduo, realização bem sucedida de O que leva a sua felicidade e ao sucesso com a tarefa posterior, enquanto o fracasso leva à infelicidade no indivíduo, a disaproval pela sociedade, a dificuldade com a tarefa posterior8221 ... Maksudnya, bahwa tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang Apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Sementara apabila gagal maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri indivíduo yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya. Tugas perkembangan merupakan Suatu tugas Yang Muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, Yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan acã membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila Gagal maka acã menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu Yang bersangkutan, menimbulkan penolakan Masyarakat dan kesulitan Dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992: 3). Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan, pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai prasyarat untuk pemenuhan dan kebahagiaan hidup. B. Sumber Tugas Perkembangan Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut: 8226 Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja Karena kematangan organ-organ seksual. 8226 Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca, (b) belajar menulis, (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi. 8226 Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan (b) memilih teman hidup. 8226 Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b) berbuat pada sesama manusia. Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. 1. Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya. 2. Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-pengalaman baru. 3. Kartono berpendapat bahwa ekstensi anak dipastikan oleh adanya. A) Segenap kualitas hereditas b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu. 4. Havighurst (1953). Mengemukakan bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi. Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan. Tugas-tugas perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang diterima nak, serta norma-norma Sosial budaya yang ada. C. Tugas Perkembangan Banyak ahli yang meneliti tentang fase de tugas perkembangan, diantaranya (1) Buhler dalam bukunya O primeiro nível da vida membagi fase menjadi 5 fase, (2) Hurlock membagi menjadi masa pré-natal, massa natal, massa remaja, dan masa dewasa (3) Erikson menmbagi fase menjadi 8 yaitu masa bayi, massa toddler, awal masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, awal masa remaja, masa remaja yangestar, awal masa dewasa, dan kedewasaan dan masa tua, (4) Erikson menmbagi fase menjadi 8 yaitu masa bayi, Sigmund Freud membagi fase menjadi fase infantile, fase laten, fase pubertas e fase genital, (5) Maria Mantessori membaginya menjadi periode I (0-7 tahun), periode II (7-12 tahun), periode III (12-18 tahun) , Periode IV (18 tahun ke atas), (6) Havigurst, untuk lebih jelasnya, di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan diari setiap fase menurut Havighurst. 1. Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0,082116.0) o Belajar berjalan pada usia 9.0 8211 15.0 bulan. O Belajar memakan makan padat. O Belajar berbicara. O Belajar buang air kecil e buang air besar. O Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. O Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. O Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam. O Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. O Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk dan pengembangan kata hati. 2. Tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir dan Anak Sekolah (6,0-12.0) o Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. O Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. O Belajar bergaul dengan teman sebaya. O Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. O Belajar keterampanan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung. O Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari. O Mengembangkan kata hati. O Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi. O Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. 3. Tugas Perkembangan Masa Remaja (12.0-21.0) o Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. O Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita. O Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif. O Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. O Mencapai jaminan kemandirian ekonomi. O Memilih dan mempersiapkan karier. O Mempersiapkan pernikahan dan hidtu berkeluarga. O Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara. O Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. O Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjukpembing dalam berperilaku. 4. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal o Memilih pasangan. O Belajar hidup dengan pasangan. O Memulai hidup dengan pasangan. O Memelihara anak. O Mengelola rumah tangga. O Memulai Bekerja. O Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara. O Menemukan suatu kelompok yang serasi. Sementara itu, Depdiknas (2003) memberikan rincian tentang tugas perkembangan masa remaja untuk usia tingkat SLTP dan SLTA, yang dijadikan sebagai rujukan Standar Kompetensi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah, yaitu: 1. Tugas Perkembangan Tingkat SLTP o Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman Dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. O Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat. O Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita. O Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas. O Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni. O Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat. O Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial dan ekonomi. O Mengenal sistem etika dan nilai-nilai sebagai pedoman escondido sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia. 2. Tugas Perkembangan Tingkat SLTA o Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa o Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita. O Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat o Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan programa kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. O Mencapai kematangan dalam pilihan karir o Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi. O Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. O Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni. O Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai. D. Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Memperhatikan banyaknya faktor kehidupan yang berada di lingkungan remaja, maka pemikiran tentang penyelenggaraan pendidikan juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut. Sekalipun dalam penyelenggaraan pendidikan diakui bahwa tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut. (A) Pendidikan yang berlaku di Indonesia, baik pendidikan yang di-selenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing de antara mereka sangat berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu menjadi kurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya. (B) Beberapa usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain adalah: 1) Bimbingan karier dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan pilihan jenis pendidikan dan jenis pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. 2) Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan ber-orientasi kepada kondisi (tuntutan) lingkungan. 3) Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal. 4) Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup untuk membentuk keluarga banyak ditentukan oleh pengalaman dan penyelesaian tugas-tugas perkembangan masa-masa sebelumnya. Untuk mengembangkan modelo keluarga yang ideal maka perlu dilakukan: - Bimbingan tentang cara pergaulan dengan mengajarkan etika pergaulan lewat pendidikan budi pekerti dan pendidikan keluarga. - Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku baik di dalam keluarga, sekolah, maupun di dalam masyarakat. Untuk kepentingan ini diperlukan arahan untuk kebebasan emosional dari orang tua. Pendapat Saya: Tugas8211tugas perkembangan merupakan hal yang penting, karena bisa digunakan sebagai standardisasi atau patokan agar mampu berkembang dengan baik. Berhasil atau tidaknya seseorang bisa disebabkan oleh faktor interno dan eksternal. Faktor interno adalah faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri, semifinal cacat atau memiliki penyakit. Karena hal itu akan begitu mempengaruhi laju dan keberhasilan dari tugas perkembangan ndividu. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar, misalnya lingkungan dimana individu berasal. REFERENSI Baharudin, H.2009.Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup. Makmum, Abin Syamsudin.2007.Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Sugandhi, Nani M amp Yusuf, Syamsu LN.2011.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Annisa, Akmala.2010.Bagaimana Implikasi Perkembangan dalam Pembelajaran. edukasi. kompasiana20101116bagaimana-implikasi-perkembangan-dalam-pembelajaran Massofa.2008.Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. massofa. wordpress20080410implikasi-karakteristik-peserta-didik-terhadap-penyelenggaraan-pendidikan Rianawaty, Ida.2011.Karakteristik Peserta Didik SMP amp Implikasinya dalam Pembelajaran IPA. idarianawaty. blogspot201102karakteristik-peserta-didik-smp. html Rompas, Indra.2010.Implikasi Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Menengah Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Indrarompas. blogspot201005implikasi-tugas-perkembangan-peserta. html Sudrajat, Akhmad.2010.Tugas-tugas Perkembangan Individu. Akhmadsudrajat. wordpress20100502tugas-perkembangan-individu Zainul, Haq.2011.Tugas Perkembangan Peserta Didik. Mohhaq. wordpress20111105tugas-perkembangan-peserta-didik

No comments:

Post a Comment